Senin, 23 September 2013

Orang Minang Pencinta Cabai "Lado"

     Dalam suasana keluarga suku Minang yang berkedudukan asal daerah Sumatera Barat memiliki beragam keunikan, bukan hanya budaya yang yang lengkap akan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, yang bersistem Matriakat, mendidik dan membina kaum muda dalam dinamika yang disiplin dan mandiri. Namun keunikan dalam berkeluarga sering kita temukan anak-anak yang masih kecil sudah di ajari oleh orangtuanya untuk terbiasa memakan cabai, baik dengan sengaja maupun tidak disengaja bahkan biasanya di saat seorang anak minang tidak menyukai makanan pedas, dalam canda gurau sering tidak diakui orang minang.

      Membiasakan dengan sengaja tentu dapat terfikirkan oleh kita, namun tanpa di sengaja, dalam santapan makanan kesehariannya Ibu atau sering kita temukan seperti disebut sebgai Bundo Kanduang, selalu mengolah masakannya dengan bahan utama yaitu cabe, sulit sekali kita temukan, kuliner atau masakan suku Minang yang tidak menggunakan cabai, dengan kata lain hampir seluruh masakan Minang diakui rasa pedasnya, yang membuat seluruh masakan terasa gurih.

      Masakan-masakan khas minang yang selalu terasa pedas dengan bahan dasarnya cabai, bukan juga hanya berisi tentang perihal memanjakan lidah dan perut saja, namun Cabai memiliki kandungan yg sangat bermanfaat untuk tubuh Manusia, dalam kesehatan dan pertumbuhan, seperti yang akan saya jelaskan di bawah ini.

Energi 318 kkal
Air 8.05 mg
Protein 12,01 mg
Lipid 17,27 mg
Abu 6,04 mg
Karbohidrat 56,63 mg
Serat 27,20 mg
Gula 10,34 mg
Kalsium (ca) 148,00 mg
Besi (fe) 7,80 mg
Magnesium (mg) 152,00 mg
Fospor (P) 293,00 mg
Kalium (K) 2.014,00 mg
Natrium (Na) 30,00
Zinc (Zn) 2,48 mg
Tembaga (Cu) 0,37 mg
Mangan (Mn) 2,00 mg
Selenium (Se) 8,80 mcg
Vitamin C 76,40 mg
Thiamin 0,33 mg
Riboflavin 0,92 mg
Niacin 8,70 mg
Vitamin B6 2,45 mg
Folate 106,00 mcg
Kolin 51,50 mg
Vitamin A 41,61 SI
Vitamin E 29,83 mg
Vitamin K 80,30 mcg
Asam Lemak 3,26 G
Fitosterol 83,00 mg
Beta Karoten 21.840,00 mcg
Beta cryptoxanthin 6.252,00
Lutein+Zeoxanthin 12.157,00
Sumber : http://www.tititudorance.com

Berdasarkan nilai gizinya cabai berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh seperti:
  1. Penghangat badan
    Unsur pedas cabai yang dihasilkan oleh minyak asiri membuat tubuh kita menjadi hangat. Selain minyak atsiri, kandungan lemak pada cabai juga membantu menghangatkan tubuh. Jadi tidak heran jika kita akan merasa panas dan bercucuran keringat saat mengkonsumsinya.
  2. Menghasilkan energi
    Total kalori yang dihasilkan cabai sebanyak 318 kkal yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kalori akan dibakar untuk menghasilkan energi. Namun kebutuhan kalori anda tidak akan terpenuhi dengan hanya memakan cabai saja. Fungsi penghasil energi pada cabai hanyalah untuk tambahan bukan bahan pokok.
  3. Mencerdaskan dan membangun sel baru
    Unsur protein dalam cabai cukup tinggi. Protein berfungsi membentuk sel baru sehingga kita akan mudah sembuh jika terluka. Selain itu protein juga berfungsi mencerdaskan otak. Jadi konsumsi cabai perlu ditingkatkan terutama cabai paprika yang tidak pedas.
  4. Antioksidan
    Cabai juga melawan zat toksik dan bibit penyakit dalam tubuh. Beberapa antioksidan dalam cabai adalah vitamin C, vitamin E, vitamin K, fitosterol, beta karoten, dan beta crytoxantin. Dengan mengkonsumsi cabai akan mengurangi resiko kanker.
  5. Meningkatkan kesuburan dan menutrisi kulit
    Sudah tidak diragukan lagi kalau vitamin E membuat seseorang lebih subur. Selain itu, vitamin E pada cabai juga berfungsi menyehatkan kulit dan membuatnya tetap kencang.
  6. Menurunkan kolesterol sekaligus mencegah penyakit jantung
    Didalam cabai ada zat yang namanya fitosterol sebagai lemak baik untuk tubuh kita. Fitosterol akan mengangkat plak pada pembuluh darah, mencegah penyerapan kolesterol darah di usus, serrta menurunkan pembentukan kolesterol sehingga tidak ada penumpukan kolesterol di pembuluh darah maupun koroner jantung. Dengan begitu pembuluh darah kita tetap elastis dan jantung tetap sehat.
  7. Memenuhi kebutuhan mineral tubuh
    Berdasarkan tabel diatas bisa diketahui bahwa cabai mengandung mineral kompleks. Mineral ini sangat berfungsi dalam fisiologis tubuh seperti system saraf yang membutuhkan natrium dan kalium, hemoglobin yang terbentuk dari fe, Zn sebagai anti diare, dll.
  8. Mencegah osteoporosis
    Kandungan kalsium cabai cukup tinggi sehingga bisa menghindarkan kita dari kerapuhan tulang dan pengeroposan gigi. Jadi tetap tegak dan bisa makan enak sampai tua.
  9. Meredakan Pilek dan hidung tersumbat
    Cabai mengandung senyawa capsaicin yang membuat rasanya pedas. Capsaicin dapat mengencerkan lendir yang menyumbat rongga hidung kita. Ini juga berlaku untuk penderita batuk berdahak.
  10. Analgesik
    Rasa pedas dan panas yang ditimbulkan capsaicil akan menghambat pengiriman signal rasa sakit ke saraf otak. Selain itu capsaicin juga merangsang pembentukan hormon endorphin yang membangkitkan rasa nikmat dan bahagia.
  11. Menjaga kesehatan mata
    Ternyata cabai tinggi vitamin A yang menjaga kesehatan mata kita. Memang kandungan vitamin A pada cabai tidak lebih tinggi dari wortel, tapi lebih tinggi dibanding makanan lain. Bagi yang tidak suka wortel bisa menggunakan cabai sebagai alternatif penjaga kesehatan mata.
  12. Menyembuhkan reumatik
    Lagi-lagi kandungan capsaicin mampu menghilangkan rasa pegal dan ngilu akibat reumatik.
  13. Mengobati bengkak atau bisul
    Ternyata cabe juga efektif dan bermanfaat untuk mengatasi bengkak dan bisul.
  14.  http://informasitips.com/kandungan-gizi-dan-manfaat-cabai-cabe
     
Yang perlu di ingat apapun itu, walau besar manfaat nya, tetap jangan makan berlebihan.

Minggu, 15 September 2013

Sumatera Barat Dan Keanekaragaman Hayati

     Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera yang terdiri dari dataran rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan. Provinsi ini memiliki daratan seluas 42.297,30 km² yang setara dengan 2,17% luas Indonesia. Dari luas tersebut, lebih dari 45,17% merupakan kawasan yang masih ditutupi hutan lindung. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 2.420.357 km dengan luas perairan laut 186.580 km². Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia termasuk dalam provinsi ini.

     Seperti daerah lainnya di Indonesia, iklim Sumatera Barat secara umum bersifat tropis dengan suhu udara yang cukup tinggi, yaitu antara 22,6° C sampai 31,5° C. Provinsi ini juga dilalui oleh Garis khatulistiwa, tepatnya di Bonjol, Pasaman. Di provinsi ini berhulu sejumlah sungai besar yang bermuara ke pantai timur Sumatera seperti Batang Hari, Siak, Inderagiri (disebut sebagai Batang Kuantan di bagian hulunya), dan Kampar. Sementara sungai-sungai yang bermuara ke pesisir barat adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan.


     Terdapat 29 gunung yang tersebar di 7 kabupaten dan kota di Sumatera Barat, dengan Gunung Kerinci di kabupaten Solok Selatan sebagai gunung tertinggi, yang mencapai ketinggian 3.085 m. Selain Gunung Kerinci, Sumatera Barat juga memiliki gunung aktif lainnya, seperti Gunung Marapi, Gunung Tandikat, dan Gunung Talang. Selain gunung, Sumatera Barat juga memiliki banyak danau. Danau terluas adalah Singkarak di kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar, disusul Maninjau di kabupaten Agam. Dengan luas mencapai 130,1 km², Singkarak juga menjadi danau terluas kedua di Sumatera dan kesebelas di Indonesia. Danau lainnya terdapat di kabupaten Solok yaitu Danau Talang dan Danau Kembar (julukan dari Danau Diatas dan Danau Dibawah).

   
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia. Hal ini disebabkan karena letaknya yang berada pada jalur patahan Semangko, tepat diantara pertemuan dua lempeng benua besar, yaitu Eurasia dan Indo-Australia.
Oleh karenanya, wilayah ini sering mengalami gempa bumi. Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Sumatera Barat di antaranya adalah Gempa bumi 30 September 2009 dan Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010.

    
Untuk Keanekaragaman Hayati Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati. Sebagian besar wilayahnya masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi. Berbagai spesies langka masih dapat dijumpai, misalnya Rafflesia arnoldii (bunga terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu.


     Terdapat dua Taman Nasional di provinsi ini, yaitu Taman Nasional Siberut yang terdapat di pulau Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman nasional terakhir ini wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.


      Selain kedua Taman Nasional tersebut terdapat juga beberapa cagar alam lainnya, yaitu Cagar Alam Rimbo Panti, Cagar Alam Lembah Anai, Cagar Alam Batang Palupuh, Cagar Alam Air Putih di daerah Kelok Sembilan, Cagar Alam Lembah Harau, Cagar Alam Beringin Sakti dan Taman Raya Bung Hatta.

      Sumatera Barat juga memiliki Sumber daya alam di antaranya adalah berupa batubara, batu besi, batu galena, timah hitam, seng, mangan, emas, batu kapur (semen), kelapa sawit, kakao, gambir dan hasil perikanan.

Sumber : Wikipedia

Sumatera Barat Dan Sejarah

      Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya. Sesuai dengan namanya, wilayah provinsi ini menempati sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.297,30 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.


       Nama Provinsi Sumatera Barat bermula pada zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), dimana sebutan wilayah untuk kawasan pesisir barat Sumatera adalah Hoofdcomptoir van Sumatra's westkust. Kemudian dengan semakin menguatnya pengaruh politik dan ekonomi VOC, sampai abad ke 18 wilayah administratif ini telah mencangkup kawasan pantai barat Sumatera mulai dari Barus sampai Inderapura.

     Seiring dengan kejatuhan Kerajaan Pagaruyung, dan keterlibatan Belanda dalam Perang Padri, pemerintah Hindia Belanda mulai menjadikan kawasan pedalaman Minangkabau sebagai bagian dari Pax Nederlandica, kawasan yang berada dalam pengawasan Belanda, dan wilayah Minangkabau ini dibagi atas Residentie Padangsche Benedenlanden dan Residentie Padangsche Bovenlanden.

      Selanjutnya dalam perkembangan administrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, daerah ini tergabung dalam Gouvernement Sumatra's Westkust, termasuk di dalamnya wilayah Residentie Bengkulu yang baru diserahkan Inggris kepada Belanda. Kemudian diperluas lagi dengan memasukkan Tapanuli dan Singkil. Namun pada tahun 1905, wilayah Tapanuli ditingkatkan statusnya menjadi Residentie Tapanuli, sedangkan wilayah Singkil diberikan kepada Residentie Atjeh. Kemudian pada tahun 1914, Gouvernement Sumatra's Westkust, diturunkan statusnya menjadi Residentie Sumatra's Westkust, dan menambahkan wilayah Kepulauan Mentawai di Samudera Hindia ke dalam Residentie Sumatra's Westkust, serta pada tahun 1935 wilayah Kerinci juga digabungkan ke dalam Residentie Sumatra's Westkust. Pasca pemecahan Gouvernement Sumatra's Oostkust, wilayah Rokan Hulu dan Kuantan Singingi diberikan kepada Residentie Riouw, dan juga dibentuk Residentie Djambi pada periode yang hampir bersamaan.
     Pada masa pendudukan tentara Jepang, Residentie Sumatra's Westkust berubah nama menjadi Sumatora Nishi Kaigan Shu. Atas dasar geostrategis militer, daerah Kampar dikeluarkan dari Sumatora Nishi Kaigan Shu dan dimasukkan ke dalam wilayah Rhio Shu.

     Pada awal kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam provinsi Sumatera yang berpusat di Bukittinggi. Empat tahun kemudian, Provinsi Sumatera dipecah menjadi tiga provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sumatera Barat beserta Riau dan Jambi merupakan bagian dari keresidenan di dalam Provinsi Sumatera Tengah. Pada masa PRRI, berdasarkan Undang-undang darurat nomor 19 tahun 1957, Provinsi Sumatera Tengah dipecah lagi menjadi tiga provinsi yakni Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, dan Provinsi Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, digabungkan ke dalam Provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri. Begitu pula wilayah Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi ditetapkan masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau.
     Selanjutnya ibu kota provinsi Sumatera Barat yang baru ini masih tetap di Bukittinggi. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mei 1958 ibu kota provinsi dipindahkan ke Padang.

Sumber : Wikipedia